masa itu ibarat pedang..


Get your own Digital Clock

Showing posts with label cerita... Show all posts
Showing posts with label cerita... Show all posts

Friday, December 17, 2010

PoCoNg..

Kejadian ini saya alami kira-kira dua tahun yang lalu sekitar akhir
bulan juli 1996, dimana ketika itu kami ditugaskan menjadi mahasiswa
KKN di salah satu desa di pesisir pantai Pangandaran. Cerita ini
berawal ketika kelompok KKn kami yang berjumlah 10 orang menjadi tenaga
sukarela di desa tertinggal di daerah Ciamis.

Setelah sampai di desa, kemudian kami ditempatkan disalah satu rumah
penduduk. lalu kami dibawa ke kantor kepala desa. Disana kami
diperkenalkan kepada seluruh perangkat desa dan bersilahturahmi dengan
pemuka agama setempat. DI sela-sela perkenalan, kepaladesa tersebut
mengatakan "Adik-adik jangan kaget kalau di desa ini amsih banyak hal
yang gaib dan supraniatural . Di sini sudah biasa". Ujar kepala desa
itu sambil memperlihatkan botol-botol yang didalamnya berisi barang-
barang kirirkman alias santet selama dia mejabat jadi kepala desa. kami
yang nota bene orang kota yang awam dengan masalah-masalah
supranatural, cukup kaget dan ketakutan juga mendengar informasi kepala
desa itu.

Yang mengherankan dari desa itu, ketika kami melakukan survey tempat,
ternyata 2/3 bagian dari desa itu dipenuhi oleh makam alias kuburan.
Hingga di desa itu ada 3 kategori untuk kuburan, ada kuburan biasa,
kuburan tua dan kuburan keramat. Sampai suatu ketika saat Koordinator
desa kamu harus menyampaikan surat undangan rapat ke rumah Pak Kades
yang jaraknya sekitar 2 jam perjalanann ddengan menggunakan ojek.

Dusun Kades kami berada di puncak gunung yang kami tempati danharus
melewati hutan pinus yang cukup lebat dan kata penduduk setempat hutan
itu cukup cukup angker. Setelah menyampaikan surat dan berbincang-
bincang sejenak, teman kami yang mengantar surat pun pamit pulang. Di
tengah perjalanan, tukang ojek itu pun mengobrol dengan teman
kami. "...Den kalo aden KKN takut sama hantu enggak?". Ditanya seperti
itu temanku mejadi heran dan sedikit ketakutan. ...."Eh mang, jangan
ngomgong yang enggak-enggak dong kan serem. kalau emang enggak takut
sama hantu?" tanya temanku..." Ah itu sih kecil. disini sudah biasa
Den, Tuh! disebelah kanan dan kiri kita kan kuburan keramat, he..he "
kata si tukang ojek yang sepertinya sudah terbiasa dengan hal-hal yang
nahe. Belum sepuluh menit dari obrolan mereka , tiba-tiba mesin motor
itu mati. Walaupun sudah berusaha untuk menghidupkan motor itu, tetap
sia-sia. Beberapa saat kemudian. Dorr!! Ban motor itu meledak dengan
sendirinya Aneh...biasanya ban meledak atau kempes kalo menggilas
sesuatu. "Aduh kenapa jadi gini ya?" kata tukang ojek. "Begini saja
den, Aden tunggu dulu disini, emang kebawah dulu membetulkan ban motor
ini".

Walau sebenarnya takut, tapi apa boleh buat, akhirnya temanku itu mau
juga menuggui motor itu di tengah hutan yang jauh dari mama-mana.
Sambil duduk dan istirahat di atas batu yang sudah berlumut. Temanku
yang tak tahu kalu batu yang dia duduki itu adalah batu nisan kuburan
keramat yang sudah berlumut. Setelah setengah jam tukang ojek itu
pergi, tiba-tiba angin berhembus dengan cepat. Samar-samar temanku itu
melihat bayangan putih berkelebat diatas-atas pohon pinus. bayangan itu
semakin jelas ketika sinar bulan menerpa tubuhnya. Dan...mahluk itu
seperti tertawa mengikik pelan dan sedikit mendesah katena tertiup
angin. Hi...Hi..iiii

Temanku yang dari tadi komat-kamit membaca doa tiba-tiba pingsan dan
mengompol diatas batu nisan tersebut. Singkat cerita temanku itu sudah
dibawa ke rumah oleh si tukang ojek idan dirawat oleh orang pintar
setempat. Malam kian larut..teman-temaku satupersatu beranjak tidur.
kecuali aku dan temanku Rudi. Kami mengoblrol di beranda depan
menghadap ke arah mesjid tua dan kantor kepala desa yang dibelakangnya
dipenuhi oleh kibiran. jam saat itu menunjukkan pukul satu dini ahri .
tiba-tiba teman-temanku melihat ada bayangan putih seperti mayat yang
dibungkus kain kafan alias pocong.

"eh..kkkamu llihat iitu enggak ?" tanya rudi sambil memegang pundakku
keras sekali.

" Melihat apa?! tanyaku karena memang aku tak melihat apa-apa. "
Itu...tu...pocong!!" tambah Rudi lagi. Lalu akupun refleks melihat
kearah dia menunjuk.

Dan...akupun melihat sesosok tubuh yang dibungkus kain kafan sedang
melintas diantara pohon mangga dekat mesjid menuju kearah belakang
kantor kepala desa. Kami langsung berteriak 'Poconggggg" sambil berlari
masuk kedalam rumah. Seisi rumah bangun dan bertanya ada apa. lalu kami
menceritakan yang kami alami tadi tentu saja seisi rumah jadi
ketakutan. akhirnya kamipun berencana untuk tidak tidur malam itu. tapi
setelah jam 3 dini hari, ternyata rasa kantuk mengalahkan kami.
Akhirnya kamipun tidur kembali di kamar, kecuali si Rudi yang tidur di
sofa kamar tamu karena kamat tidurnya sudah penuh.

Sekitar jam 4 dini hari, kami dikagetkan oleh teriakan Rudi yang keras
sekali. Kamipun keluar kamar dan di sepan mata kami terlihat sesosok
pocong yang sedang duduk di sebelah teman kami itu. Tatapan matanya
sayu, kulitnya melepuh dan bernanah. Kami semua serentak membaca doa-
doa minta kekuatan dari yang di Atas. Tiba-tiba sosok itu mulai
mengeluarkan asap dan akhirnya menghilang dari pandangan kami. kami
sesaat terdiam begitu juga denganku. Serasa didalam mimpi setelah sadar
kami berusaha menolong teman-teman kami yang sedang pingsan. akhirnya
kami sepakat untuk benar-benar tidak tidur, sambil bersama-sama membaca
doa.

Sekitar pukul setengah enam setelah kami shalat subuh, pintu rumah
dijetuk dari luar. setelah dibuka, ternyata Pak Kosim yang sedang
meronda. kata beliau kami disuruh datang, ke rumah salah satu penduduk
nanti siang karena ada yang meninggal.

Siangnya kami datang untuk melayat dan sekedar mengucapkan turut
berduka cita. Setelah di persilakan masuk kamipun berdoa di samping
jenazah. tapi ternyata...setelah kami lihat wajah yang meniggal
itu..wajahnya sama persis seperti pocong yang kami lihat tadi malam.

Wednesday, December 15, 2010

AyAh,BoLeHkAh kItA MnUkAr bInAtAnG KiTa?....

 A Knight's Tale
Beberapa tahun lalu, hati saya benar-benar tertarik dengan satu ‘movie’ yang saya tonton. Tajuknya ialah “A Knight’s Tale”. Filem ini dilakonkan oleh mendiang Heath Ledger, yang begitu dikenali berlakon sebagai Joker di dalam movie Batman, Dark Knight. Beberapa hari lepas, hati saya terdetik kembali mengenang satu babak di dalam movie ini yang benar-benar menyentuh hati saya.Apa yang benar-benar menarik perhatian saya mengenai filem ini ialah satu babak di mana watak William (hero cerita ini) semasa kanak-kanak bertanya kepada ayahnya, “Father, can we change our star?” yang bermaksud lebih kurang, “Ayah, bolehkah kita menukar bintang kita?”
Apa yang dimaksudkan dengan soalan ini ialah bolehkah kita menukar hidup kita kepada hidup yang lebih senang, mewah dan berjaya. Di awal cerita ini, digambarkan ayah William ialah seorang yang hidup susah tetapi sentiasa yakin bahawa anaknya William boleh menukar kehidupannya kepada yang lebih baik.
Fokus saya di sini ialah soalan itu tadi, “bolehkah kita menukar bintang kita?”Jika kita hidup sederhana atau susah sekarang, bolehkah kita tukar cara dan gaya kehidupan kita? Jika kita tidak puas hati dengan pendapatan yang kita dapat sekarang, bolehkah kita menukarnya? Jika kita tidak suka dengan keputusan peperiksaan dan tidak suka cara orang memandang rendah kepada kebolehan kita, bolehkah kita menukarnya? Jika boleh, apakah cara atau jalan yang terbaik dan terjamin?

Sunday, December 5, 2010

MeNcUbA PaKaIaN dRi sYuRgA...


Sewaktu saya bersiar-siar di KLCC, Mid Valley, Times Square dan seribu satu pasaraya lagi, hampir setiap kali saya akan berjumpa dengan remaja Melayu yang tidak ada langsung ciri-ciri kemelayuan.
Sekali pandang persis Minah dan Mat Salleh. Rambutnya berwarna-warni, didandan pula dengan mekap beserta aksesori, ditambah pula dengan skirt singkat, memang serupa dengan orang kulit putih, cuma kulit mereka sahaja masih Melayu.
Kenapa ya? Kalau adapun remaja Melayu, jiwa dan pakaian mereka membuatkan seolah-olah saya sedang membeli belah di pasaraya ternama di New York atau Hong Kong. Hebat bukan?
Saya akui, fesyen mampu mencipta satu suasana yang berbeza. Cuba bayangkan sebentar, kamu sekarang di Mid Valley dengan berjubah, dan hampir semua manusia di sekelilingmu berpakaian jeans ketat dan berskirt singkat, bukankah kamu akan gusar?
Mana tidaknya, apa yang kita fikirkan ialah apa yang orang lain fikirkan terhadap kita. Betul?
"Eh, Minah ni, pakai jubah pula."
Dalam zaman yang serba canggih, hatta pakaian sekalipun mahu dicanggihkan (bukan jenama canggih). Saya juga hairan, entah dari mana pereka-pereka fesyen ini mendapat ilham.
Mereka mencipta pakaian dalam pelbagai versi, dedah belakang, tutup depan, dedah atas dan tutup bawah. Semua kelihatan hebat di mata kita kerana ia adalah sesuatu yang lain dalam norma masyarakat kita. Bukankah anda suka kalau anda menjadi perhatian?
Kita dan Fesyen
Teringat sewaktu saya dan dua orang teman lama bertemu, kami menghabiskan masa dengan membeli belah. Saya dan Si A mahu membeli pakaian. Al-kisah, singgahlah kami di sebuah kedai pakaian di East Cost Mall, dan ketika membeli kemeja, saya memilih kemeja yang agak labuh manakala teman saya, si A memilih kemeja biasa. Lalu saya ditegur begini :
"Eh, Aishah, kenapa labuh sangat?".
Saya tergamam. Kelu lidah seketika. Walhal sebenarnya akal saya mencari-cari idea untuk membalas soalannya yang bagi saya tidak perlu dijawab.
"Erm, memang saya suka jenis yang macam ini."
Sikap Umat Kita
Di zaman fesyen bohsia bohjan dijaja, akhlak lumat entah kemana, saya merasakan sesuatu telah hilang dalam diri kita. Sesuatu yang hilang itu yang pernah berlaku pada umat terdahulu; yang menyebabkan kita kehilangan zaman-zaman indah kegemilangan Tamadun Islam.
Apa yang Hilang?
Izzatul islam. Perasaan bangga dengan Islam. Saya percaya umat kita sudah hilang perasaan bangga sebagai seorang Muslim. Mana tidaknya, kita sendiri yang merasa malu apabila berpakaian mengikut syariat, apabila tidak berhias, berdandan dan tidak mengikut trend fesyen.
Seolah-olah Muslim yang mengikut syariat tergolong dalam golongan yang terasing jika berpakaian menutup aurat kerana kebanyakan manusia berfesyen dengan fesyen dedah-dedah.
Ada satu lagi cerita. Harap siapa yang sudi membaca tidak jemu.
Saya berasal dari sebuah sekolah biasa, maka adab dan sosial pelajar-pelajar juga biasa-biasa sahaja. Apabila saya dan kawan bertudung jenis kain akel, saya dan teman baik dipanggil ustazah. Tinggi sungguh penghargaan yang diberi pada kami.
Suatu hari, kawan saya memakai tudung labuh. Usai solat Isyak di surau sekolah, dia keluar. Merah padam mukanya apabila memasuki kelas gara-gara semua mata memerhatinya dari surau sehingga ke kelas. Terpaksalah dia menyorok seketika di dalam tandas.
Saya tahu, barangkali kamu terlupa sekali-sekala untuk memakai lengan panjang, terlupa untuk menutup rambutmu yang ikal mayang, terlupa untuk memakai seluar di bawah paras lutut dan seribu satu lagi kelupaanmu.
Tapi kamu jangan lupa, malaikat yang mencatat amalanmu di kiri dan kanan tidak pernah lupa untuk menulis amalanmu. Dan yang paling kamu tak boleh lupa, Pencipta kita sentiasa memerhatikan kita. Maha Suci Allah dari sifat hamba-Nya yang pelupa. Kalau hari-hari lupa, sampai bila kesudahannya?
Barangkali juga kamu tahu menutup aurat penuh itu wajib. Cuma kamu masih belum kuat untuk berubah. Kamu tahu, memakai tudung perlu menutup dada, memakai baju jangan yang ketat-ketat dan nipis, apabila berhias biarlah berpada-pada.
Tetapi kamu jangan lupa, kekuatan itu datangnya dari iman. Dan iman itu datangnya dengan keyakinanmu pada janji Tuhan. Apa kamu sudah lupa mengapa Allah memberi arahan sedemikian?
"Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripadanya; dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya dengan tudung kepala mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka melainkan kepada suami mereka, atau bapa mereka atau bapa mertua mereka atau anak-anak mereka, atau anak-anak tiri mereka, atau saudara-saudara mereka, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang lelaki, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang perempuan, atau perempuan-perempuan Islam, atau hamba-hamba mereka, atau orang gaji dari orang-orang lelaki yang telah tua dan tidak berkeinginan kepada perempuan, atau kanak-kanak yang belum mengerti lagi tentang aurat perempuan; dan janganlah mereka menghentakkan kaki untuk diketahui orang akan apa yang tersembunyi dari perhiasan mereka; dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kamu berjaya." (An-Nur :31).
Maka saya membuat kesimpulan peribadi. Kebanyakan kita berpakai mengikut undang-undang budaya bukan syariat lagi. Kalau tidak, mana lahirnya golongan pakai jubah tapi tak bertudung, apabila bertudung pula, baju hampir-hampir tanpa lengan, kain pula terbelah depan belakang?
Kalau lelaki pula, seluar ketat-ketat, seluar singkat-singkat. Mungkin begini, lahir-lahir ibu bapa pakai begitu, maka anak-anak juga mengikut apa yang dipakai ibu bapa. Kita pakai ikut budaya tanpa tahu dalilnya?
Prejudis Terhadap Umat Sendiri
Seringkali bila memikirkan masalah umat, saya hairan, mengapa umat Islam lewat zaman ini bersikap prejudis terhadap saudara sendiri? Mengapa apabila ada yang cuba-cuba "berhijrah" ke arah yang lebih baik, akan ada nada-nada sumbang di belakang yang memandang serong?
Bukannya mahu diambil yang jernih dibuang yang keruh. Apatah lagi memberi sokongan, tapi ia dipulaukan pula semata-mata kerana mentaati perintah Allah. Masya-Allah saudaraku, cepat-cepatlah hisab diri!
Sabda Nabi Junjungan
Daripada Abu Hurairah r.a. berkata: Bersabda Rasululah saw. ,"Islam mula tersebar dalam keadaan dagang (asing). Dan ia akan kembali asing pula. Maka beruntunglah orang orang yang asing." -H.R. Muslim
Lihatlah saudaraku, Islam kembali asing di akhir zaman ini dan dirasa ganjil dari pandangan dunia, bahkan pada pandangan orang Islam sendiri. Kita sendiri yang merasa ganjil dan pelik tatkala melihat orang Islam yang iltizam dengan Islam dan cuba mengamalkan tuntutan Islam yang sebenar.
Seorang yang iltizam dengan Islam dipandang sepi oleh masyarakat dan terlalu susah untuk diterima sebagai individu yang normal di kalangan mereka.
Dan begitulah seterusnya nasib lslam di akhir zaman. Ia akan terasing dan tersisih dari masyarakat, bahkan tersisih dari pandangan orang Islam sendiri yang mengaku sebagai umat Islam dan marah apabila dikatakan yang dia bukan orang Islam.
Daripada Anas r.a. bekata, Rasulullah saw. bersabda, "Akan datang kepada umat ku suatu zaman di mana orang yang berpegang kepada agamanya laksana menggenggam bara api." H.R. Tirmizi
Di zaman yang sangat mencabar ini, sesiapa yang hendak mengamalkan ajaran Islam terpaksa menghadapi kesusahan dan tentangan yang sangat hebat. Kalau tidak bersungguh-sungguh, nescaya Islam terlepas dari genggamannya.
Kerana apa? Kerana umat Islam sendiri tidak membantu untuk dia menunaikan kewajiban agamanya, bahkan apa yang ada disekelilingnya mendorong untuk membuat kemaksiatan dan perkara-perkara yang dapat meruntuhkan aqidah dan keimanan atau paling kurang menyebabkan kefasiqan. Jadi kesimpulannya, orang Islam tersepit dalam melaksanakan tuntutan agamanya di samping tidak mendapat kemudahan.
Lecehnya Islam
Ada yang mempersoalkan, kenapalah perempuan diperintahkan menutup aurat hampir keseluruh tubuh kecuali muka dan tapak tangan? Kenapa lelaki tidak?
Jawapannya pada saya mudah. Kerana yang Allah perintahkan untuk kita tutup itu adalah yang indah-indah belaka. Tanpa perlu lagi dikiaskan dengan analogi palsu yang sudah dihadam oleh kita (analogi permata dalam bungkusan), kita pasti faham. Buktikan pada saya, dimana perempuan tidak cantik?
Tiada.
Tapi lelaki, diberatkan pula dengan amanah dan tanggungjawab. Menjadi lelaki bagi saya umpama bakal memikul sebeban gunung. Mana tidaknya, kalau sudah berkahwin, keluarga sendiri perlu dijaga, ibu dan ayah perlu diutama, anak isteri juga dipikul dosa, nafkah pula perlu diusaha, bukankah itu amanah besar dari Tuhan?
Saya menulis ikhlas dari hati. Untuk kakak, adik, ibu, ayah, abang, kawan, teman, dan Muslim semuanya. Semua ini tanda kasih dan sayang bersama. Kerana saya tahu, syurga dicipta untuk semua hambanya. Maka,saya mahu masuk bersama kalian. Sungguh, syurga itu mahal nilainya, dan jalan menujunya tidak semudah yang kita sangka. Maka, berubahlah dari sekarang.
Yang lebih menakutkan apabila direnungi hadis Nabi di bawah :
Daripada Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda : "Ada dua golongan yang akan menjadi penghuni Neraka yang belum lagi aku melihat mereka. Pertama, golongan (penguasa) yang mempunyai cemeti-cemeti bagaikan ekor lembu yang digunakan untuk memukul orang. Kedua, perempuan yang berpakaian tetapi bertelanjang, berlenggang lenggok waktu berjalan, menghayun-hayunkan bahu. Kepala mereka (sanggul di atas kepala mereka) bagaikan bonggol (goh) unta yang senget. Kedua-dua golongan ini tidak akan masuk syurga dan tidak akan dapat mencium bau wanginya. Sesungguhnya bau wangi syurga itu sudah tercium dari perjalanan yang sangat jauh daripadanya".
Marilah kita sama-sama berubah menuju ke jalan-Nya.